Selamat Datang

Jumat, 19 November 2010

PANTUN LOECOE

ada peti berat seton
tepinya digigit beruang
Niat hati ingin nonton
Tapi sayang ga punya uang

Telaga biru dari mamuju
Beli rantin dari tabungan
Laga-lagunya seperti borju
Ke kantin saja nyari tebengan

menuju biara niat kuliah
main layangan dekat ke hulu
Kalau bicara berlaga ilmiah
tiap ulangan diremed mulu

Buah menteng dibuat tape
dibuat lusa tinggal digerak
Kemana-mana menenteng hape
Padahal pulsa tinggal seperak

Sebutlah dua untuk kerani
Perahunya tinggalkan di petak
Rambut gaya dibuat poni
ternyata di dahinya ada pitak

(U.Nurochmat)

Minggu, 14 November 2010

SUDUT PANDANG PENGARANG
oleh: U. Nurochmat

Dalam dunia karang-mengarang prosa, sudut pandang pengarang (SPP) dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. SPP orang I
SPP orang I ditandai dengan menggunakan "aku" atau "saya" sebagai tokoh cerita.
SPP orang I dibedakan menjadi:

a. SPP orang I pelaku utama
Contoh:
Sore itu aku sedang menyapu halaman rumahku. Tiba-tiba aku dikagetkan suara benda jatuh. segera Aku menjauh sambil menoleh ke arah suara. Ternyata suara itu suara mangga bekas codot yang jatuh.
"Astagfirullah!"aku menenangkan diri.
Rusni melongok dari jendela,"Aku juga kaget, Mbak."
"Kamu mendengar juga, Rus?"aku menoleh ke arah Rusni,"Padahal cuma ini,"kupungut mangga yang tercabik-cabik gigitan codot itu.

b. SPP orang I pelaku sampingan
Contoh:
Sore itu Pohaci sedang menyapu halaman rumahnya. Tiba-tiba dia dikagetkan suara benda jatuh. dia melangkah menjauh sambil menoleh ke arah suara. Ternyata suara itu suara mangga bekas codot yang jatuh.
"Astagfirullah!"Pohaci menenangkan diri.
Aku melongok dari jendela,"Aku juga kaget, Mbak."
"Kamu mendengar juga, Rus?"Pohaci menoleh ke arah
ku,"Padahal cuma ini,"Pohaci memungut mangga yang tercabik-cabik gigitan codot itu.

2. SPP Orang III
SPP orang III ditandai dengan menggunakan "dia/ia" atau nama pelaku sebagai tokoh cerita.
SPP orang III dibedakan menjadi:

a. SPP Orang III serbatahu
Dikatakan serbatahu itu maksudnya, pengarang menceritakan sedetil mungkin sampai ke masalah yang ada dalam pikiran si tokoh cerita.
Contoh:
Sore itu Pohaci sedang menyapu halaman rumahnya. Tiba-tiba dia dikagetkan suara benda jatuh. dia menjauh sambil menoleh ke arah suara. Ternyata suara itu suara mangga bekas codot yang jatuh.
"Astagfirullah!"Pohaci menenangkan diri.
Rusni melongok dari jendela,"Aku juga kaget, Mbak."
"Kamu mendengar juga, Rus?"Pohaci menoleh ke arah Rusni,"Padahal cuma ini,"
Pohaci memungut mangga yang tercabik-cabik gigitan codot itu.

a. SPP Orang III tidak serbatahu
Dikatakan "tidak serbatahu" itu maksudnya, pengarang tidak menceritakan sedetil mungkin sampai ke masalah yang ada dalam pikiran si tokoh cerita. Kesannya pengarang tidak mengetahui apa yang sudah, sedang dan akan terjadi.
Contoh:
Sore itu seorang perempuan sedang menyapu halaman rumah. Tiba-tiba ada suara benda jatuh. Entah apa yang dia rasakan lalu dia menjauh sambil menoleh ke arah suara tersebut. Ternyata suara itu suara mangga bekas codot yang jatuh.
"Astagfirullah!"perempuan itu menenangkan diri.
Seorang perempuan lain melongok dari jendela,"Aku juga kaget, Mbak."
"Kamu mendengar juga, Rus?"perempuan tadi menoleh ke arah perempuan yang di jendela,"Padahal cuma ini,"perempuan itu memungut mangga yang tercabik-cabik gigitan codot itu.

Begitulah anak-anak yang dimaksud sudut pandang pengarang. Bagaimana dengan cerpen yang kalian baca? Menggunakan sudut pandang apa? Untuk latihan, coba kalian baca dan analisis Sketsa yang saya muat dalam blog ini bulan September 2010 yang lalu. Tentukan sudut pandang pengarangnya!

Selamat mengerjakan!