DERAI DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
32. Abdul Hadi WM
RAMA-RAMA
rama-rama, aku ingin rasamu yang hangat
meraba cahaya
terbanglah jangan ke bunga, tapi ke laut
menjelmalah kembang di karang
rama-rama, aku ingin rasamu yang hangat
di rambutmu jari-jari matahari yang dingin
kadang mengembuni mata, kadang pikiran
melimpahinya dengan salju dan hutan yang lebat.
33. Joko Pinurbo
LUKISAN BERWARNA
untuk Andreas dan Dorothea
Hujan beratus warna
tumpah di hamparan kanvas senja.
Pohon-pohon bersorak gembira
sebab dari ranting-rantingnya yang sakit
kuncup jua daun-daun beratus warna.
Burung-burung bernyanyi riang,
terbang riuh dari dahan ke dahan
dengan sayap beratus warna.
Dua malaikat kecil menganyam cahaya,
membentangkan bianglala
di bawah langit beratus warna.
Airmata beratus warna kautumpahkan
ke celah-celah sunyi
yang belum sempat tersentuh warna.
34. U. Nurochmat
TAMU DARI KOTA
Selamat sore ... Senja!
Sebentar aku seka dulu keringatku
Sudah lama menunggu?
Bawa kabar apa dari kota?
Bagaimana jalan rayanya masih hiruk pikuk
oleh kedustaan dan pura-pura?
Sudah kau apakan bibit-bibit tabulapot
yang kuserahkan?
... Atau jangan-jangan
sudah mati kena hama glamor pergaulan
Lalu kau ganti dengan pohon plastik
yang lebih rindang
Maaf ... aku terus bertanya
ga terasa malam telah tiba..
35. U. Nurochmat
TAK LAGI
Kakek tua penjaga masa
Kerut kulit wajahmu
Menyusun luka duka
Memeluk suka cita
Kakek tua penunggu waktu
Kini tinggallah desahmu
Tak lagi bisa berkarya
Memikul dagangan,
Mencangkul ladang
O, masa lalumu telah berlalu
Tinggalkan kenangan manis dan tangis
Maka pupuslah sesalmu
Tak ada guna kau ratapi.
36. Sapardi Joko Damono
PADA SUATU HARI NANTI
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari.
PADA SUATU HARI NANTI
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari.