Struktur teks eksemplum terdiri atas abstraksi, orientasi, insiden, tafsiran, dan amanat/pesan.
Contoh teks eksemplum:
Kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Tak ada manusia yang ingin
celaka. Namun jika sudah terjadi, apa hendak dikata, apalagi kecelakaan itu
disebabkan oleh keteledoran. Itu yang dialami oleh Wimpi saat jatuh dari
motor hingga kakinya patah sebulan yang lalu.
Wimpi, gadis 14 tahun. Ia tinggal di kawasan Blok M. Hari
itu, Sabtu, 25 Juli 2015, ia diajak Mamanya berkunjung ke rumah tantenya di
Tangerang. Mereka mengendarai sepeda motor. Mama mengendarai motor dengan
hati-hati. Perjalanan aman walau dihadang macet.
Sesampainya di rumah Tante Niken, hanya perlu waktu
sebentar bagi Wimpi untuk betah duduk di rumah itu. Ia seperti biasa akan
larut bersama Keyla, sepupunya, di kamar gadis yang umurnya setahun lebih
muda itu.
Hari itu ternyata Keyla punya acara membeli kado buat
temannya yang akan ulang tahun. Kemudian ia mengajak Wimpi untuk menemaninya
ke mall Blok M.
Wimpi dan Keyla sudah sepakat minta izin pinjam motor Mama.
Alasannya ke sekolah sebentar ada urusan ekstrakurikuler. Mama percaya,
walaupun sebenarnya tidak sepenuh hati mengizinkan karena kedua gadis itu
belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi).
Dan benar … lima belas menit kemudian, dua orang lelaki,
tukang ojek dan satpam mengabarkan bahwa Wimpi dan Keyla kecelakaan, dan
mereka dibawa ke Rumah sakit Pertamina. Maka dalam sekejap keluarga itu panik
dengan pikiran yang paling buruk. Sampai pada akhirnya Wimpi menerima takdir,
kakinya patah dan harus pasangi pen.
Begitulah peristiwa yang dialami seorang anak jika
berbohong kepada orang tua. Apalagi tidak menggubris tegurannya karena tidak
punya SIM.
Hikmah dari cerita tersebut, jelas, bahwa kita tidak boleh
berbohong, walaupun kepada orang tua.(UK)
Sumber: www.hobiehadeablog.blogspot.com
|