Selamat Datang

Senin, 22 Oktober 2012

Perlu musikalisasi puisi?
Kunjungi blog ini!
Silakan buka:
File 2010: September
File 2011: April
Lumayan buat pembanding.

Selasa, 18 September 2012

Membuat Buletin Sekolah

Di SMP Negeri 1 Jakarta banyak terdapat majalah dinding. Namun majalah-majalah dinding tersebut sangat memrihatinkan karena kurang (kalau tidak layak disebut "tidak") dikelola dengan baik. Padahal sekolah tersebut memiliki beberapa cabang ekskur di samping OSIS. Dan inilah yang mengusik saya untuk memanfaatkan media tersebut. Maka dengan memanfaatkan pembelajaran yang sudah ada media tersebut akhirnya terisi penuh oleh karya siswa. Alhamdulillah.
Sekian lama ternyata pemangku otoritas tidak menindaklanjuti kegiatan tersebut, maka saya tidak putus asa, saya bertekad mengusung Jurnalistik sebagai salah satu cabang ekstrakurikuler. Ternyata Alloh memberi jalan kepada saya, setelah program tersebut disetujui Kepala Sekolah dan Komite, seminggu kemudian Dirjen Pembinaan SMP mengundang saya dan beberapa sekolah RSBI dari seluruh provinsi untuk mengikuti workshop Jurnalistik di Bogor. Dan sebulan setelah itu, sekolah diundang untuk mengikuti lomba membuat buletin. Sayang waktu yang tersedia tinggal dua hari. Jadi saya tidak dapat menyertakan siswa untuk mengikutinya. Membuat buletin tidaklah sesulit yang dibayangkan. Yang membuat resah sebelum memulai adalah kemalasan.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Planning
Perencanaan dilakukan agar program dapat terlaksana dengan sukses, sukses proses, sukses hasil. Mulai dari menyusun program, redaksi, anggaran, nama, moto, visi-misi, desain, dan konten buletin.
Untuk anggaran, say mencoba menghubungi komite taua kepala sekolah.

2. Hunting
Berbagi tugas seluruh dewan redaksi untuk mengumpulkan data dan fakta sebagai bahan berita. Carilah tema-tema yang menarik yang ada di sekitar sekolah.

3. Writing
Setelah terkumpul bahan berita, setiap anggota dewan redaksi bertanggung jawab menulis berita tersebut dan akan lebih baik bila disertai ilustrasi atau foto. Penulisan sebaiknya disesuaikan dengan space yang tersedia, jenis font, ukuran, dan margin yang disepakati.

4. Editing
Selesai pengetikan, cobalah bertukar hasil penulisan untuk diedit agar tidak ada kesalahan ketik, ejaan, atau pola kalimat, dan melanggar sara (suku, agama, ras, antargolongan)

5. Designing
Setelah selesai, percantiklah buletin kita dengan meletakkan setiap artikel sesuai dengan urgensitas, mana yang akan dijadikan laporan utama/headline, mana yang akan dijadikan tambahan. Selain tata letak (layout), tata artistik (make up), pun tidak dapat diabaikan, perindah dengan permainan visual yang menarik!

6. Printing
Sebelum melakukan printing, coba cek finishing agar jangan ada kesalahan! Karena bila sudah diperbanyak, tak akan bisa dibah lagi.

7. Distributing
Dalam hal ini sebaiknya buletin sudah dibiayai orang tua dengan harga yang tidak mengarah pada profit making. Yang penting buletin bisa diterbitkan lagi. Bakat dan selera warga sekolah tersalurkan. Bila sekadar untuk membeli nasi bungkus selama proses pembuatan buat redaksi dari uang hasil distribusi, rasanya wajarlah ...
Selamat berkreasi. (UK19/9/2012)

Senin, 17 September 2012

Mengoptimalkan Media Sekolah




MENGOPTIMALKAN MEDIA SEKOLAH
SMP Negeri 1 Jakarta

Majalah dinding (mading) atau koran dinding (kording) tentu bukan barang baru bagi sekolah-sekolah. mading/kording biasa menghiasi dinding sekolah yang dianggap strategis dan nyaman untuk dijadikan tempat baca agak berlama-lama. Namun kendalanya minat baca apalagi minat tulis warga ilmiah (baca dunia pendidikan) cenderung memrihatinkan bila dibandingkan dengan era dahulu. Akibatnya, mading jadi terabaikan tanpa sentuhan peduli pemiliknya. Mengenaskan.
Penghambat dan pengganggu minat baca tulis ini banyak di antaranya internet, dan games jadi benda yang dikambinghitamkan walau sebenarnya masih mungkin dibantah. Namun bukan itu yang akan jadi bahan pembicaraan di sini. Kita akan bicara bagaimana memanfaatkan media baca tulis di sekolah sebagai salah satu sumber peningkat minat baca tulis.
Dulu saya sering memanfaatkan mading untuk menyosialisasikan kreativitas anak-anak kepada komunitasnya. proses penulisannya manual, tulis tangan. Tahun 90-an kami mulai menggunakan mesin tik, lalu hasilnya di-copy dengan memperbesanya menjadi 3 kali lipat. Lumayan lebih rapi.
Di era tahun 2000-an, peran komputer mulai dimanfaatkan. dan alhamdulillah kini saya sudah bisa memanfaatkan komputer dalam pembuatan mading. Malah kini saya sudah mencoba membuat buletin sebagai pengejawantahan dari hasil workshop Jurnalistik tingkat nasional di Bogor pada 6-9 Agustus 2012.
Silakan disimak hasilnya. Belum maksimal, tapi lebih baik dari hanya sekadar mengkhayal.
Selanjutnya penulisan atau pembuatan buletin dan mading ini akan melibatkan siswa yang memiliki minat di bidang jurnalistik. Tidak hanya pada kegiatan baca tulis, kami juga akan mengembangkannya pada kegiatan peliputan dan reportase secar live.  Semoga bermanfaat.
(U. Nurochmat)